Friday, May 30, 2014

Ayo Bersama Sebarkan Manfaat KB Demi Kesejahteraan Kita Semua

0 comments

Pernah menonton film “L : Change the World”? Jika belum, saya merekomendasikan film buatan Jepang ini sebagai salah satu referensi tontonan Anda. Film tersebut menceritakan bagaimana beberapa ilmuwan ingin menjaga ekosistem bumi dengan cara mengurangi populasi manusia—yang saat itu dianggap sudah sangat berlebihan. Adapun cara yang ditempuh para ilmuan tersebut yakni dengan membuat suatu virus ganas yang mematikan, menyebar dengan sangat cepat melalui udara, membuat kulit orang yang terserangnya berbercak-bercak merah, terasa panas, gatal dan mengeluarkan darah dan nanah. Para oknum ilmuwan tersebut ingin hanya manusia-manusia yang “bermanfaat” sajalah yang berhak hidup di bumi, sehingga akan menjadikan ekosistem bumi tempat kita hidup ini kembali stabil, pikir mereka.
Jika melihat kondisi kekinian di bumi kita, memang tidak disangkal bahwa pertumbuhan penduduk bumi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Padahal dalam laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali terdapat banyak dampak yang dapat ditimbulkan, terutama jika sudah tak terkendali, mulai dari dampak sosial, ekonomi, budaya hingga keseimbangan alam dan kelestarian makhluk hidup lain.
Jumlah penduduk bumi saat ini diperkirakan mencapai tujuh koma dua miliar jiwa. Indonesia sendiri merupakan negara dengan total penduduk terbesar ke empat di dunia setelah negara China, India dan Amerika. Total penduduk yang bertambah tentu akan menyebabkan dampak terhadap keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam. Menurut situs berita The Economist, jika populasi penduduk tumbuh sebesar 1 juta jiwa saja, setidaknya dibutuhkan tambahan 100 juta ton beras untuk konsumsi. Tentu, kebutuhan manusia tidak hanya beras sebagai pangan namun juga memerlukan hal yang lain seperti pakaian dan tempat tinggal.
source : The Economist
Membahas kependudukan di Indonesia tidak akan terlepas dari pola pikir (mind set) dari kebanyakan orang Indonesia. Diantara sekian banyak alasan, salah satunya yakni masih mengakarkuatnya suatu paham bahwa “banyak anak banyak rezeki” terutama oleh masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan. Padahal, paham seperti ini sudah harus ditinggalkan : harus kita anggap ketinggalan zaman. Pemerintah dengan bantuan media harus mengubahnya dengan paham “banyak anak banyak masalah”.
Tingginya angka penduduk dan kelahiran penduduk akan menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran dan kemiskinan pada suatu wilayah. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih menggalakan pentingnya mengikuti Keluarga Berencana (KB) dan Generasi Berencana (GenRe) dalam penyelesaian masalah tersebut. Upaya ini tidak hanya memberi penyuluhan agar masyarakat cukup memiliki dua orang anak dengan ber-KB, namun juga memberikan penyuluhan tentang KB itu sendiri, seperti apa saja alat kontrasepsi yang dapat digunakan, bagaimana cara menggunakannya, manfaat dan tujuan yang diharapkan dalam penggunaannya dan hal-hal lain yang terkait, sehingga masyarakat dapat lebih paham dan ikut serta secara aktif dalam mensukseskan program pemerintah ini.

Sebagai masyarakat yang sudah mengerti pentingnya ber-KB, kita juga harus secara bersama-sama memberikan pengertian kepada masyarakat awam, seperti dengan memiliki dua orang anak saja, sang Ayah dapat menyisihkan penghasilan yang diperolehnya untuk pendidikan anaknya di masa yang akan datang. Dengan hanya memiliki dua orang anak saja, sang Ibu juga dapat tampak lebih awet muda, karena hanya melahirkan dua kali dan degan memiliki dua orang anak saja, pembiayaan anak pun dapat lebih mudah dan murah.
Keluarga Berencana
Kelaurga Terencana :)
Sosialisasi mengenai pentingnya ber-KB juga dapat dilakukan oleh para mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan seperti pada saat mereka melakukan pengabdian pada masyarakat yang diantaranya yakni pada acara Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM). Para mahasiswa yang katanya, agent of change harus benar-benar menjadi agen/perantara kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Sosialisasi dapat dilakukan di berbagai media, baik secara langsung dengan cara memberikan penyuluhan maupun dengan cara online, seperti melalui media sosial. Hal ini dikarenakan media memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan sugesti dan membentuk paradigma yang postif bagi program KB.
Dengan semakin tinggi angka ber-KB masyarakat, maka akan semakin sejahtera masyarakat tersebut. Kita berharap bahwa dengan pemilihan presiden kali ini akan terpilih sosok presiden yang benar-benar peduli masalah kependudukan di negeri kita karena pembangunan infrastruktur yang dicanangkan saja faktanya tidak selalu memberikan dampak bagi kesejahterakan masyarakat, namun pembangunan kependudukan dan KB sudah pasti memberikan dampak positif bagi kesejahterakan masyarakat.
Mengubah mind set suatu masyarakat mengenai dapat dilakukan dengan memberi sugesti melalui berbagai media yang biasa dijumpai oleh masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari, seperti televisi dan internet. Memang membutuhkan waktu yang panjang, namun jika dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan tantu akan membentuk suatu stigma baru bagi masyarakat ke arah yang diharapkan.

Tentunya dengan pelaksanaan upaya-upaya di atas secara nyata, kita tidak perlu lagi mengikuti film "L : Change the World" dengan membantai manusia tak berdosa hanya untuk menjaga ekosistem keseimbangan alam. Dengan pensuksesan program Keluarga berencana (KB) dan Generasi Berencana (Genre) yang dicanangkan pemerintah dengan kerja sama yang baik dengan mahasiswa dalam pelaksanaannya tentu akan berdampak baik bagi keberlangsungan kehidupan manusia di bumi Indonesia.

Thursday, May 22, 2014

Surat untuk Pemimpin Negeri

0 comments
Serang, 12 Mei 2014
Kepada Presiden Republik Indonesia
Di tempat

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Salam sejahtera untuk kita semua, semoga Bapak selalu dalam kasih dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Bapak dapat dengan cepat dan benar dalam menjalani tugas Bapak sebagai kepala negara Indonesia tercinta. Disela kesibukan Bapak yang sangat padat izinkanlah saya untuk menulis sedikit pemikiran sederhana saya mengenai pendidikan di negara kita ini.
Bapak, mungkin Bapak pernah mendengar pepatah “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”, bukankah begitu Pak? Katanya Pak, cita-cita hidup kita memang harus digantungkan setinggi itu, agar sekali pun kita jatuh, kita akan berada di antara bintang-bintang. Namun, masihkah pepatah tersebut relevan dengan kondisi pendidikan di negara kita saat ini? Belum Pak, masih sangat jauh.
Pemerintah saat ini memang sudah sangat berbaik hati membiayai sebagian biaya pendidikan anak-anak Indonesia. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) bahkan hingga perguruan tinggi. Hal yang disayangkan adalah ketika kebaikan ini tidak dapat dirasakan oleh anak-anak Indonesia yang berada di daerah terpencil. Akses informasi mereka yang serba terbatas membuat mereka tidak banyak mengetahui program-program bantuan pendidikan yang sudah diberikan pemerintah.
Hal ini diperparah dengan jumlah tenaga pengajar (guru) mereka juga sangat sedikit ditambah fasilitas sekolah yang masih belum memadai. Hal ini memang tidak hanya kewajiban Bapak, ialah merupakan suatu tanggung jawab kami juga untuk dapat membantu mereka—saudara setanah air kita—dalam upaya mencerdaskan bangsa. Pun infrastruktur jalan dan jembatan sebagai penghubung dari rumah ke tempat menuntut ilmu mereka harus benar-benar diperbaiki Pak, agar akses mereka ke sekolah dapat lebih mudah sehingga mereka lebih bersemangat untuk ke sekolah.
Hal-hal di atas merupakan bukti bahwa program pemerataan pendidikan belum terlaksana dengan baik. Bapak tahu Papua ‘kan? Wilayah paling timur Indonesia itu, paling dulu menerima sinar sang mentari setiap paginya, namun selalu paling akhir dalam program pembangunan dan pendidikan. Bapak tidak kasihan dengan anak-anak yang berada disana yang selalu terbelakang itu? Ingat Pak, Indonesia sangat luas, Indonesia bukan hanya Jawa..
Menggantungkan cita-cita setinggi langit tampaknya sangat sulit untuk mereka yang berada di wilayah pelosok dan terpencil, jika kita tidak bersama–sama membantu mereka dalam mewujudkannya. Saya sangat berharap, program pemeritah dalam memajukan wilayah tersebut dapat terealisasi dengan cepat dan baik. Bapak sebagai kepala pemerintah, memiliki andil besar dalam hal ini. Saya mohon, tegaslah Pak!
Demikianlah Pak, unek-unek dalam otak saya yang sempit ini. Sebagai kepala dari negara yang begitu kaya, subur dan belum makmur ini, adalah suatu kewajiban Bapak dan segenap perangkat negara di bawah komando Bapak, dalam memakmurkan dan mensejahterakan kami, rakyat Indonesia.
Semoga Bapak selalu dalam perlindungan-Nya, sehingga Bapak dapat memberi kontribusi terbaik Bapak untuk negeri yang kita cintai.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu

Dari rakyat yang merindukan pembaruan,
Description: D:\KAMPUS\PKM\my #1\tanda tangan\h.jpg
Siti Maesaroh



Mengapa Saya Harus Ke Inggris?

0 comments
Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 14 Mei 2014 saya mengikuti seleksi beasiswa menulis jalan-jalan. Hehe aneh juga ya kalau dialihbahasakan ke bahasa Indonesia! Maksud saya, saya mengikuti seleksi travel writing scholarship yang diselenggarakan oleh Nomads World. Kompetisi tersebut terbuka untuk masyarakat dunia yang berusia 18 tahun ke atas, pastinya memakai bahasa Inggris. Hadiah yang ditawarkan berupa trip ke Eropa selama 10 hari, selain itu para pemenang (terdiri dari 3 orang) juga akan mendapat workshop menulis selama dua hari di Berlin dengan reporter Lonely Planet, Alex Leviton dan mendapat kursus menulis di MatadorU selama tiga bulan. Beasiswa ini meliputi akomodasi pesawat pulang-pergi, akomodasi ketika tinggal di Eropa, serta asuransi perjalanan.
Seru ‘kan? Oleh karena itu saya ikut seleksi itu untuk mendapat beasiswa tersebut, kalau mau lihat tulisan saya, bisa klik tautan ini ya!
Hehe, saya sebenarnya jarang melakukan travel. Hal ini karena kondisi keuangan saya yang memang kurang memungkinkan untuk hanya ‘sekadar’ jalan-jalan. Oleh karena itu, saya senang aktif di berbagai acara yang diadakan organisasi yang saya ikuti, terutama jika acara tersebut keluar kampus, jadi sambil menyelam, minum air. Saya juga senang mengikuti kompetisi nasional/internasional yang hadiahnya keluar negeri, meski hingga saat ini saya belum pernah menang..
Hal utama yang membuat saya ingin keluar negeri adalah saya ingin dapat berinteraksi langsung dengan orang dari negara lain di luar negeri, tempat mereka tinggal. Saya ingin mengetahui, bagaimana budaya, adab keseharian dan cara mereka memberlakukan orang asing. Saya juga memiliki mimpi, saya akan melanjutkan studi S2 atau S3 saya di luar negeri. Saya juga ingin sekali merasakan bagaimana menjalani summer course, kuliah musim panas di luar negeri. jika nanti setelah keluar negeri, saya ingin meneladani kebaikan-kebaikan yang ada pada mereka dan menerapkannya pada kehidupan saya di Indonesia.
Untuk bekerja di luar negeri, karena beberapa alasan, banyak yang mengatakan hal tersebut memang sangat menggiurkan. Namun dalam hal ini, saya lebih tertarik untuk tetap berada di Indonesia. Saya ingin mengabdikan diri saya secara langsung kepada negeri ini. Bukan, bukan sebagai PNS. Saya cukup tahu bahwa gaji yang diterima para PNS saat ini sangat memberatkan APBN/D negara kita. Oleh karena itu, saya lebih ingin berwirausaha. Semoga mimpi-mimpi saya dapat tercapai! Aamiin.
Pada seleksi travel writing scholarship tersebut, saya bercerita tentang pengalaman pertama saya pergi ke Gelora Bung Karno, Senayan-Jakarta Pusat dalam acara Seminar Wirausaha Muda Mandiri (WMM) dan Mandiri Young Technopreuner (MYT), juga pengalaman pertama saya dapat melihat Bapak dan Ibu presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara langsung di acara tersebut. Iya, cerita itu yang saya ikutkan. Hehe memalukan sekali ya?..
Alasan utama saya mengikuti seleksi tersebut karena sejak awal menjadi mahasiswi tahun 2012 lalu, saya memiliki mimpi—sekaligus target—untuk dapat keluar negeri. Terserah mau ke negara mana saja, asalkan saya dapat keluar negeri. Dalam tulisan yang saya masukan, saya bahkan sampai menyatakan bahwa tak mengapalah saya hanya ke Malaysia, yang terpenting saya keluar negeri. Hingga kini tahun 2014, mimpi tersebut belum juga tercapai. Mungkin memang kesalahan saya, hanya memiliki keinginan saja dengan usaha yang masih minim untuk dapat mencapainya.
Oya, di bagian sebelum kolom kepribadian dan travel writing yang sudah dilakukan, ada dua bagian tentang itinerary, rencana perjalanan kita ke area/kota di Eropa jika nanti terpilih. Saya sempat agak bingung mengisi bagian tersebut karena ada banyak tempat di Eropa yang termasyhur atas keindahannya yang ingin saya kunjungi. Saya bahkan sampai browsing untuk mencari “the most beautiful place in Europe” dengan bantuan Google, tapi tetap saja saya masih bingung. Saya tiba-tiba ingat satu lagu dari Changcuters Band yang berjudul “London”, tanpa ragu akhirnya saya memilih London menjadi 1st destination apabila lolos. Masih ada satu lagi itinerary yang mesti saya isi, dengan tiba-tiba kembali saya ingat satu buku dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, “Edensor”. Ya, buku tersebut telah mengilhami saya untuk memasukan namanya menjadi 2nd destination saya nanti jika lolos.
Saya mendaftar beasiswa itu agak larut malam, sekitar pukul 11 WIB. Saya agak mengantuk sebenarnya, tapi tak apalah. Saya baru sadar setelah saya klik finish, bahwa kedua tempat yang saya pilih hanya terdapat di satu negara—Inggris! Ya Tuhan! Tapi tak mengapa, saya pikir bukankah kota London dan ‘kampung’ Edensor itu indah? Ketika saya mencari gambar-gambarnya di Google, ternyata kedua tempat tersebut bahkan sangat indah! Selain itu, bukankah kedua tempat itu ada di luar negeri? Jadi mengapa saya harus worried?

London :D
source : www.leedsbradfordairport.co.uk
Edensor :D
source : www.geograph.org.uk









Saya penggemar serial film Harry Potter, dalam film tersebut banyak mangambil setting tempat di Inggris kan? Waah, beruntung sekali ya..jika saya diberi kesempatan untuk dapat kesana dan melihatnya langsung! (apalagi kalau gratis :p hehee). Tempat-tempat yang berada disana sangat eksotis, perpaduan antara kemajuan teknologi dan pelestarian atas kearifan lokal yang ada menjadikan Inggris sebagai negara yang sangat indah. Saya ingin sekali berkunjung kesana..

Ya Allah semoga tercapai di tahun ini! Aamiin J


this is myself ^^
me with my friends at park :)

Wednesday, May 21, 2014

INI AKSI (DAN ANALISA)-KU, MANA AKSI-MU?

0 comments
Hello semua! Wah di bulan April lalu tak terasa sudah genap 20 tahun saya hidup di bumi ini. Ada begitu banyak kebaikan alam yang sudah diberikan Tuhan untuk diri saya. Mulai dari air, udara, tanah, api dan hal lainnya. Hehe sudah seperti elemen kekuatan pada serial Avatar, The Legend of Aang saja ya :D Tapi ya begitulah. Tuhan begitu baik, untuk semua kenikmatan yang telah Ia berikan saja, kita tidak perlu membayarnya. Semuanya, apabila kita melestarikan alam dengan sebaik-baiknya, niscaya akan memberi kenikmatan kembali untuk diri kita.


Saya sangat bersyukur memiliki orang tua yang telah menanamkan rasa cinta lingkungan kepada saya dan adik-adik saya sejak kecil. Terutama Mama, beliau sangat senang berkebun. Halaman depan dan belakang rumah kami ditanami banyak tanaman yang bermanfaat. Untuk di pekarangan depan rumah, selain menanam bunga Mama juga menanam cabe rawit. Tanaman cabe rawit ini jadi pagar tanaman di depan rumah sederhana kami sehingga tampak segar dan asri. Oleh Papa, di bagian samping kanan rumah juga ditanami dua pohon mangga cangkokan. Sedangkan di bagian belakang, Mama menanam banyak tanaman rempah-rempah seperti lengkuas, sereh, kunyit dan jahe. Selain itu, kadang Mama juga menanam pohon ubi jalar, singkong dan talas. Selain sebagai konsumsi sendiri, tanaman rempah-rempah yang Mama tanam biasanya akan dipanen dan dijual pada saat menjelang Hari Raya oleh Papa, sedangkan tanaman ubi-ubian biasanya akan Mama olah sebagai camilan.

Oya, beberapa hari yang lalu saya dan adik saya membantu Papa menanam tanaman kacang tanah di sepetak tanah milik Kakek di belakang rumah, tanaman ini kata Papa insya Allah dapat dipanen di bulan Ramadhan nanti. Menjelang Lebaran, biasanya Mama saya akan membuat beberapa macam kue tradisional yang menggunakan kacang tanah sebagai salah satu bahan bakunya, seperti kue gipang, kue rempeyek dan kue biji ketapang. Jadi kata Papa, kita nanti tidak perlu membeli kacang tanah dari pasar lagi alias bisa berswasembada kacang tanah! Hehe :))

Well, di atas itu tindakan Papa dan Mama saya dalam aksi Go Green. Namun, selama dua puluh tahun usia saya ini, apa sajakah hal yang saya sendiri lakukan dalam menjaga kelestarian bumi??

Pertama, setiap ke kampus saya lebih memilih berjalan kaki untuk sampai di tempat pemberhentian bis, lalu naik bis untuk sampai disana. Pergi ke tempat-tempat tertentu yang tidak begitu jauh ( < 5 KM), juga dengan senang hati saya tempuh dengan berjalan kaki. Saya selalu berfikir, saya ‘kan masih muda..untuk berjalan kaki sedekat itu sih saya masih bisa dan kuat menempuhnya. Mungkin terkesan sepele ya, tapi jika seperempat saja masyarakat Indonesia mau berjalan kaki dan menggunakan transportasi publik. Bayangkan! Betapa akan berkurangnya emisi karbon yang keluar. Oya, penggunaan energi fosil di negara kita masih cukup tinggi ditambah penggunanya yang dari hari ke hari semakin bertambah. Padahal, energi fosil ini membutuhkan waktu berjuta-juta tahun untuk dapat terbentuk dan pada suatu hari nanti pasti akan habis. Jadi sudah seharusnya pemerintah menekan angka penjualan penggunaan kendaraan bermotor, dukung renewable energy dan ciptakan transportasi publik yang murah dan nyaman sehingga masyarakat mau untuk dapat move on dari kendaraan pribadi ke kendaran umum.

Kedua, saya selalu mematikan lampu ketika siang hari dan ketika tidur. Jadi, selain dapat menghemat pembiayaan listrik, ternyata aksi ini juga dapat menghemat cadangan energi pembangkit listrik kita yang juga kebanyakan digerakan oleh energi fosil, jadi dapat digunakan  di masa yang akan datang. Selain mematikan lampu, hal lain yang dapat dengan mudah kita semua lakukan untuk menghemat listrik adalah mencabut kabel perangkat elektronik yang biasanya menempel terus-menerus di stop kontak apabila kita sudah selesai menggunakannya. Hal ini karena biarpun colokan tersebut terkesan tidak digunakan namun masih mengambil daya listrik sehingga menyebabkan energi listrik terbuang percuma.

Saya sering sekali menjumpai hal tersebut di kosan teman-teman dan bahkan di rumah saudara saya ketika berkunjung. Saya selalu miris melihatnya. Saya sering kali berfikir, ini bukan lagi “Kamu sanggup gak nanti bayar listriknya?” tapi “Kamu nanti bisa menjamin gak anak cucu kamu nanti kebagian listrik??”. Jadi, mulai sekarang ayo sama-sama kita berhemat listrik!

Dilihat dari perspektif ekonomi makro (karena saya mahasiswi ekonomi, hehe..), berhemat listrik, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor berarti membantu pemerintah dalam meminimalisasi realisasi atas anggaran subsidi BBM dan subsidi listrik kita. Sudah tahu ‘kan? Kalau BBM dan listrik yang kita gunakan untuk kehidupan sehari-hari itu disubsidi? Dari mana asal uang subsidi itu?

Kalau bukan dari pendapatan pemerintah (yang notabene didapat dari pajak) tentu dari hasil hutang luar negeri, privatisasi asset negara atau penerbitan surat obligasi negara. Kalau dari pajak sih mending, setidaknya kita bisa berasumsi “Itu berarti kan listrik kita disubsidi pakai uang kita sendiri”. Tapi, coba sadar dan buka mata kepala dan hati kita baik-baik. Pendapatan negara mayoritas (90% lebih) memang dari pajak. Namun itu tidak berarti apa-apa jika anggaran belanja negara begitu besar, lebih besar dari pendapatan yang diperoleh. Hal ini berarti APBN mengalami defisit, negara kita harus menomboki kekurangan atas anggaran belanja yang diantaranya untuk subsidi BBM dan listrik ini dengan hutang luar negeri misalnya. Jadi, kita beli BBM dan bayar listrik disubsidi dari hutang dan..gaji para pegawai negeri sipil kita itu pakai hutang juga.

Nah, jika realisasi penggunaan anggaran subsidi listrik dan BBM kita dapat ditekan dalam jumlah besar (karena kita sudah beralih menggunakan transportasi publik dan berhemat listrik), bukankah akan ada "sisa anggaran yang dapat digunakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat dan lebih mensejahterakan rakyat? Sebut saja misalnya memberi beasiswa para siswa miskin untuk dapat bersekolah, memberi jaminan kesehatan kepada masyarakat, membangun jalan dan jembatan demi menopang laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, dll. Ada begitu banyak hal yang dapat kita lakukan jika saja kita mau tidak malas dan mau untuk peduli.

Mungkin kita berfikir, sebegitu signifikan ‘kah kepedulian kita dengan berhemat listrik dan menggunakan transportasi publik terhadap perekonomian negeri ini? Tentu saja ini akan sangat berpengaruh singnifikan. Tidak hanya perekenomian Indonesia, tapi juga terhadap kelestarian bumi. Apalagi jika kita melakukannya bersama-sama dalam jumlah banyak dan berkesinambungan. Renungi, syukuri dan jaga segala kenikmatan yang diberikan-Nya.

Ini aksiku, mana aksimu? :D

Wednesday, May 14, 2014

Gerakan Rakyat Sadar Politik (GEMASPOL) sebagai Gerakan Penyadaran Berpolitik yang Baik Bagi Masyarakat Banten

0 comments
Latar Belakang
Sebagai provinsi yang baru berdiri pada tahun 2000, Banten sudah mengalami pemilihan gubernur secara demokratis sebanyak tiga kali. Pilgub pertama yang berlangsung pada tahun 2002 mendaulat Djoko Munandar sebagai gubernur dan Ratu Atut Chosiyah sebagai wakil gubernur. Masa kepemimpinan Djoko Munandar tidak berlangsung lama karena pada tahun 2005 ia meninggal dunia yang mengakibatkan jabatan gubernur diserahkan kepada wakilnya yakni Ratu Atut Chosiyah. Pilgub ke dua Banten tahun 2005 dimenangkan oleh pasangan Ratu Atut dan Masduki. Sementara pada pilgub yang ke tiga pada tahun 2012 lalu, rakyat Banten kembali memilih Ratu Atut sebagai gubernur dengan Rano Karno sebagai wakil gubernur.
Dengan melihat fenomena pemerintahan di atas, bagi orang awam sekali pun tampak sangat jelas telah terjadi sistem pemerintahan 'monarki konstitusional ' dimana penguasa menjabat 'seorang diri' secara terus-menerus. Tidak hanya Atut, anggota keluarganya yang lain pun ikut andil dalam setiap bagian dalam pemerintahan provinsi Banten secara berulang yang menyebabkan provinsi ini tak ubahnya sebuah kerajaan. Hal ini diperparah dengan kondisi masyarakat Banten yang masih kurang sadar dalam berpolitik yang benar.
Politik dinasti rupanya tidak hanya terjadi di kalangan keluarga Atut, pun wilayah-wilayah kota dan kabupaten lain seolah mulai membentuk kerajaan kecil di kerajaan Banten yang didirikan oleh Atut. Sebut saja Iti Oktavia Nurbaya, bupati Lebak saat ini merupakan anak dari mantan bupati Lebak, Mulyadi Jayabaya. Hal ini juga terjadi di kota Cilegon dan kabupaten Tangerang. Tubagus Iman Ariadi, walikota Cilegon saat ini merupakan anak dari Aat Syafaat, mantan wali kota Cilegon. Ahmed Zaki Iskandar bupati kabupaten Tangerang adalah anak dari Ismet Iskandar, mantan bupati kabupaten Tangerang.
Pada dasarnya politik dinasti memang tidak dilarang di Indonesia karena memang belu terdapatnya Undang-Undang tentang dilarangnyahal tersebut, yang menjadi masalah adalah ketika sang pemimpin hanya mementingkan partai, golongan dan/atau keluarganya saja dan memarginalkan kepentingan rakyat seperti perbaikan sarana dan infrastruktur untuk publik. Hal ini terjadi di Banten, dimana sarana umum seperti jalan raya, pasar, sekolah banyak yang sudah benar-benar rusak dan belum mengalami perbaikan yang berarti dari pemerintah kota/kabupaten maupun pemerintah provinsi.
Masalah lainnya yang terjadi di sekitar tempat tinggal penulis setiap menjelang pemilihan umum adalah terdapat banyak calon pejabat yang memberi 'amplop' untuk masyarakat. Hal ini tentu menyalahi aturan yang ada di negara Indonesia. Namun belum banyak masyarakat yang menyadari kesalahan ini. Pembahasan di atas dengan jelas menyatakan minimnya pemahamana masyarakat Banten dalam berpolitik yang baik, yang belum sadar atas tindakan-tindakan mereka dalam berpolitik, terutama bagaimana cara berpolitik secara 'luber  dan jurdil' yakni politik langsung umum bebas dan rahasia jujur dan adil.

Nama Proyek Sosial
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memberi nama proyek ini GEMASPOL yang merupakan akronim dari Gerakan Masyarakat Sadar Politik.

Tujuan Proyek Sosial
Tujuan dari proyek ini adalah sebagai berikut:
- Memberikan pencerahan kepada masyarakat akan pentingnya kesadaran atas berpolitik, terutama pemilu yang luber dan jurdil (langsung umum bebas dan rahasia serta jujur dan adil).
- Mengenalkan kepada masyarakat lembaga-lembaga kenegaraan beserta hak, tugas dan tanggung jawabnya.
- Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi: Mengabdi kepada Masyarakat

Konsentrasi Proyek
Kegiatan yang akan dilakukan berupa sosialisasi dengan warga, terutama bagi warga yang tinggal di daerah termarginalkan seperti kecamatan Curug-Walantaka kota Serang, kabupaten Tangerang, kota Cilegon, kabupaten Pandeglang dan kabupaten Lebak. Hal ini dikarenakan berdasarkan pengamatan penulis masih banyaknya masyarakat di daerah tersebut yang belum benar-benar sadar berpolitik yang baik dan beretika sesuai perundang-undangan. Kegiatan akan dilakukan dua kali  dalam sebulan yakni di minggu ke dua dan ke empat dalam periode tiga bulan.
Pelakasanaan diharapkan dapat dilakukan dengan melibatkan para tokoh masyrakat yang terdapat di daerah tempat pelaksanaan proyek sehingga hubungan antara pelaksana proyek dengan masyarakat dapat lebih terjembatani dengan kehadiran para tokoh tersebut.

Rincian Biaya dan Waktu Kegiatan
- Rincian biaya kegiatan "GEMASPOL"
No Rincian Jumlah (Rp) Total (Rp)
1 Sewa tempat 100.000 600.000
2 Sewa microfon 50.000 300.000
3 Sewa projector 200.000 1.200.000
4 Cetak & copy undangan 10.000 60.000
5 Cetak & copy pamflet 20.000 120.000
6 Camilan 50.000 300.000
7 Transportasi 100.000 600.000
TOTAL 3.180.000

Ringkasan jadwal kegiatan "GEMASPOL"
No Kegiatan Kegiatan Bulan
Ke-1 Ke-2 Ke-3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan tempat dan peralatan
2 Pelaksanaan kegiatan
3 Evaluasi

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dalam demokrasi kita tidak lagi mengenal etnis, agama, suku dan lainnya. Siapa saja yang merasa sanggup dan memenuhi persyaratan untuk maju sebagai pemimpin di negara ini dapat mencalonkan diri. Hal ini tentu harus didasari dengan rasa nasionalisme yang tinggi dari setiap elemen masyarakat sehingga anggapan bahwa hanya golongan/agama/suku tertentu yang hanya dapat menjadi pemimpin negeri dapat dihapuskan.
Proyek ini sangat layak untuk dapat diberikan dana karena dengan sadarnya masyarakat akan politik yang baik dan beretika akan berdampak pada terpilihnya elemen dari lembaga pemerintah yang juga baik dan beretika sehingga dalam setiap keputusan yang diambilnya dapat lebih memihak kepada rakyat dan dapat lebih memajukan negara Indonesia.