Serang,
12 Mei 2014
Kepada
Presiden Republik Indonesia
Di
tempat
Assalamu’alaikum
wa rahmatullahi wa barakatuhu
Salam sejahtera untuk kita semua, semoga Bapak
selalu dalam kasih dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Bapak dapat dengan
cepat dan benar dalam menjalani tugas Bapak sebagai kepala negara Indonesia
tercinta. Disela kesibukan Bapak yang sangat padat izinkanlah saya untuk
menulis sedikit pemikiran sederhana saya mengenai pendidikan di negara kita
ini.
Bapak, mungkin Bapak pernah mendengar pepatah
“Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”, bukankah begitu Pak? Katanya Pak,
cita-cita hidup kita memang harus digantungkan setinggi itu, agar sekali pun
kita jatuh, kita akan berada di antara bintang-bintang. Namun, masihkah pepatah
tersebut relevan dengan kondisi pendidikan di negara kita saat ini? Belum Pak,
masih sangat jauh.
Pemerintah saat ini memang sudah sangat berbaik hati
membiayai sebagian biaya pendidikan anak-anak Indonesia. Mulai dari tingkat
Sekolah Dasar (SD) bahkan hingga perguruan tinggi. Hal yang disayangkan adalah
ketika kebaikan ini tidak dapat dirasakan oleh anak-anak Indonesia yang berada di
daerah terpencil. Akses informasi mereka yang serba terbatas membuat mereka
tidak banyak mengetahui program-program bantuan pendidikan yang sudah diberikan
pemerintah.
Hal ini diperparah dengan jumlah tenaga pengajar (guru)
mereka juga sangat sedikit ditambah fasilitas sekolah yang masih belum memadai.
Hal ini memang tidak hanya kewajiban Bapak, ialah merupakan suatu tanggung
jawab kami juga untuk dapat membantu mereka—saudara setanah air kita—dalam
upaya mencerdaskan bangsa. Pun infrastruktur jalan dan jembatan sebagai
penghubung dari rumah ke tempat menuntut ilmu mereka harus benar-benar diperbaiki
Pak, agar akses mereka ke sekolah dapat lebih mudah sehingga mereka lebih
bersemangat untuk ke sekolah.
Hal-hal di atas merupakan bukti bahwa program pemerataan
pendidikan belum terlaksana dengan baik. Bapak tahu Papua ‘kan? Wilayah paling
timur Indonesia itu, paling dulu menerima sinar sang mentari setiap paginya, namun
selalu paling akhir dalam program pembangunan dan pendidikan. Bapak tidak
kasihan dengan anak-anak yang berada disana yang selalu terbelakang itu? Ingat
Pak, Indonesia sangat luas, Indonesia bukan hanya Jawa..
Menggantungkan cita-cita setinggi langit tampaknya
sangat sulit untuk mereka yang berada di wilayah pelosok dan terpencil, jika
kita tidak bersama–sama membantu mereka dalam mewujudkannya. Saya sangat
berharap, program pemeritah dalam memajukan wilayah tersebut dapat terealisasi
dengan cepat dan baik. Bapak sebagai kepala pemerintah, memiliki andil besar
dalam hal ini. Saya mohon, tegaslah Pak!
Demikianlah Pak, unek-unek dalam otak saya yang
sempit ini. Sebagai kepala dari negara yang begitu kaya, subur dan belum makmur
ini, adalah suatu kewajiban Bapak dan segenap perangkat negara di bawah komando
Bapak, dalam memakmurkan dan mensejahterakan kami, rakyat Indonesia.
Semoga Bapak selalu dalam perlindungan-Nya, sehingga
Bapak dapat memberi kontribusi terbaik Bapak untuk negeri yang kita cintai.
Wassalamu’alaikum
wa rahmatullahi wa barakatuhu
Dari rakyat
yang merindukan pembaruan,
Siti Maesaroh
0 comments:
Post a Comment