Tuesday, December 13, 2016

Yuk Bersama Sukseskan Gerakan Nasional Non Tunai!

Dua tahun lebih, tepatnya sejak Agustus 2014 lalu pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) meluncurkan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Selama masa itu, saya belum melihat kemajuan yang benar-benar tampak jika sedang berada di kota saya, Serang. Tempat-tempat yang bisa saya gunakan untuk ikut serta mensukseskan program itu disini masih sangat terbatas. Belum banyak masyarakat (baik penjual maupun pembeli) yang sadar akan penting serta mudahnya bertransaksi dengan uang non tunai.
Oya, uang non tunai disini bukan hanya berarti kita membayar suatu barang/jasa dengan kartu kredit ya! Uang non tunai disini lebih tepat diartikan sebagai alat pembayaran tunai selain uang kertas dan uang logam yang masih biasa kita gunakan sehari-hari. Contoh uang non tunai adalah kartu debit, kartu prabayar seperti Mandiri emoney, BNI tap cash, flazz BCA, BRI Brizzi serta aplikasi pembayaran pada smarphone yakni UANGKU, Gopay, Mandiri ecash, SAKUKU BCA, Indosat Dompetku, T-cash Telkomsel, XL Tunai dll. Nah segala bentuk pembayaran ‘tunai’ dengan media pembayaran di atas inilah yang disebut ‘non tunai’ yang dimaksudkan oleh pemerintah melalui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) atau smart money wave.
Beberapa contoh alat pembayaran nontunai
Meski di Serang program GNNT ini belum begitu berkembang, hal yang berbeda jika saya sedang berada di Ibu Kota dan sekitarnya, saya bisa sehari-dua hari tidak memakai uang tunai. Mungkin seandainya saya tinggal di Jakarta lebih lama saya memang tidak membutuhkan uang tunai lagi karena hampir seluruh kebutuhan bisa dibayar dengan uang elektronik yang berupa kartu atau aplikasi di smartphone yang saya gunakan.
Saya pernah mendengar cerita yang menarik di Jakarta dari Fanny Verona, pemateri nangkring social media marketing bersama Kompasiana. Ada seorang pedagang gorengan yang menggunakan QR code generator di telepon pintar yang ia gunakan sebagai media pembayaran bagi pembeli yang ingin membeli barangnya via UANGKU atau aplikasi lainnya yang dapat melakukan pembayaran di tempat dengan melakukan pemindaian (scanning) kode QR. Menurut saya itu menarik sekali karena pihak yang memberikan QR code untuk pembayaran biasanya hanya entitas bisnis besar seperti restoran, café dan hotel. Ini pedagang dalam skala UKMM di Jakarta bisa menggunakan kode QR. Benar-benar mantap jiwaaa..
Contoh kode QR (Quick Response) via qr-code-generator.com
Sejak saat itu saya jadi tertarik untuk menelusuri aplikasi apa yang digunakan pedagang tersebut dalam memberi kode QR untuk transaksi pembayarannya serta bagaimana cara untuk memperoleh dan menjalankan aplikasi tersebut. Sayangnya hingga saat ini saya belum benar-benar menemukan jawaban atas rasa penasaran saya itu.
Aplikasi QR code generator tentu sangat bermanfaat bagi berbagai pihak mulai dari para pelaku bisnis seperti pedagang, sopir angkutan umum dan toko retail hingga organisasi nirlaba seperti yayasan atau badan amal lainnya dalam mengumpulkan donasi. Hal ini karena selama ini yang banyak berkembang adalah media pembayaran untuk pembeli, sedangkan media sejenis untuk penjual/penerima dana masih belum banyak dikembangkan.
Dengan adanya QR code generator, pihak penjual cukup memberikan QR code pembayaran kepada pembeli, lalu pembeli men-scan QR code tersebut via aplikasi pembayaran di smartphonenya, lalu muncul konfirmasi pembayaran yang akan dilakukan pembeli. Setelah menekan tombol OK, taraaa pembayaran telah sukses dilakukan dari genggaman kita langsung tanpa perlu membuka dompet lagi. Saya rasa ini adalah gambaran masa depan pembayaran segala jenis transaksi langsung kita suatu hari nanti. Semoga saja hari itu akan segera tiba. Aamiin.

Bisa dimulai dari sekolah
Saya dulu pertama kali membuka rekening tabungan di bank saat kelas XI SMK. Saat itu saya mendapat bantuan pendidikan dari Wardah Foundation yang mengharuskan setiap penerimanya memiliki rekening tabungan di Bank. Jadilah itu awal mula saya memiliki rekening tabungan dan mengenal pelayanan di bank dalam kehidupan nyata.
Saya pikir Gerakan Nasional Non Tunai ini dapat berjalan sukses dengan diawali pengenalan produk perbankan di sekolah. Bukan hanya secara teoritis saja, namun setiap siswa juga diwajibkan untuk memiliki rekening tabungan di bank, mengingat siswa di daerah rata-rata memang tidak memiliki rekening di bank jika tidak diwajibkan. Pengaplikasiannya bisa diterapkan pada siswa kelas XI atau kelas XII karena siswa di tingkat ini rata-rata telah berusia 17-18 tahun sehingga sudah memiliki KTP yang menjadi salah satu persyaratan pembukaan rekening di bank.
Dengan memiliki rekening di bank, akses para siswa, yang setelah lulus SLTA nanti menjadi pekerja, mahasiswa atau berwirausaha untuk mengenal dan melakukan pembayaran dengan uang non tunai menjadi semakin terbuka. Hal ini didukung dengan kepemilikan smartphone pada hampir seluruh kalangan masyarakat, termasuk para siswa di sekolah. Di samping itu, untuk lebih mensukseskan GNNT, pihak-pihak terkait juga seyogyanya menyediakan media pembayaran dari penjual yang lebih mudah (seperti QR code generator di atas) serta dapat tersebar merata di seluruh Indonesia.

Karena non tunai adalah kebutuhan
Saya sangat mendukung adanya GNNT ini. Menggunakan uang non tunai terasa jauh lebih aman dan nyaman.
Uang non tunai lebih aman karena kita tak perlu khawatir adanya uang palsu. Uang non tunai yang digunakan adalah uang elektronik berbentuk kartu dan aplikasi dalam smartphone sehingga uang milik kita jadi lebih aman dari pencuri atau pencopet. Berbeda dengan uang tunai yang mudah rusak dan kotor, uang non tunai juga bersifat tahan lama dan mudah dibersihkan. Selain itu, dengan menggunakan uang non tunai dompet kita juga jadi lebih awet karena hanya berisi uang tunai secukupnya saja.
Uang non tunai juga lebih nyaman digunakan karena kita cukup mengambil kartu atau smartphone saat memakainya. Saat membayar kita cukup memastikan jumlah yang harus kita bayarkan sesuai dengan barang/jasa yang kita beli tanpa perlu menghitung jumlah uang yang harus dibayarkan. Bayangkan jika menggunakan uang tunai, selain kita harus menghitung jumlah uang uang akan dibayarkan, jika ada uang kembalian kita juga harus menghitung ulang uang tersebut agar tidak ada kesalahan. Menggunakan uang non tunai jauh lebih aman, nyaman dan praktis, bukan?

Jadi, ayo kita bersama-sama mensukseskan Gerakan Nasional Non Tunai alias smart money wave!
Cause smart people use smart money!

0 comments:

Post a Comment