Tuesday, January 26, 2016

Tersesat oleh Teknologi

0 comments
Saya tipikal orang yang pendiam, saya tidak pandai berbasa-basi dengan orang. Oleh karena itu kadang hal-hal yang saya ucapkan cenderung lebih lugas, terkesan serius (meski kadang yang saya maksudkan hanya bercanda), apa adanya dan terlalu jujur. Kadang hal itu menyebabkan saya agak sukar untuk menjalin hubungan dengan orang baru. Beberapa orang yang belum begitu mengenal saya dengan baik bahkan kurang menyukai gaya berbicara saya yang lebih sering blak-blakan.
Seperti kebanyakan orang pendiam, saya lebih sering berpikir dan mencari tahu banyak hal ‘sendiri’ daripada bertanya. Saya hanya akan bertanya kepada orang secara langsung jika hal itu tidak bisa atau tidak sempat saya cari di google, twitter, buku atau sumber informasi lainnya kecuali manusia. Hehe.. aneh sekali ya, saya?
Di dalam kelas, meski saya pendiam kadang-kadang saya cukup aktif untuk bertanya kepada dosen, apalagi jika diiming-imingi, siapa yang bertanya akan mendapat tambahan nilai. Yes! Jadilah hampir seluruh anak di kelas termasuk saya, berebut angkat tangan untuk bertanya. Tapi sejujurnya, butuh keberanian ekstra bagi saya untuk bertanya, karena selain pendiam saya juga agak pemalu. Malu karena suatu alasan yang bahkan oleh diri saya sendiri tidak bisa dimengerti.
Bersyukur saya yang memiliki sifat yang agak pemalu dan pendiam lahir di generasi Y. Sebuah generasi yang katanya tinggal menikmati berbagai kecanggihan teknologi dan hanya tahu secuil perkembangan teknologi tersebut. Ingin tahu apa saja dan ingin pergi kemana saja saya cukup mencarinya di mesin pencari Google. Terkadang tak perlu mengetik, cukup berbicara di Google now (mirip Siri di iPhone) hasil penelusuran pun segera didapatkan. Benar-benar bermanfaat dan memudahkan.
Namun meski demikian, jangan pernah terlalu mengandalkan teknologi jika hendak berjalan-jalan ke daerah yang terpencil ya! Saya punya pengalaman hampir tersesat karena terlalu percaya pada mesin pencari dan malu malas untuk bertanya. Kejadian ini terjadi di akhir bulan Desember 2015 lalu, masih sangat segar dalam ingatan.
Pagi itu, saya bersama 6 orang lain pergi melakukan perjalanan menuju sungai Ciberang, Kabupaten Lebak-Banten guna melakukan survey wisata arung jeram yang baru dibuka beberapa tahun silam di lokasi tersebut. Kami yang terdiri dari lima orang perempuan dan dua orang laki-laki pergi kesana dari kota Serang dengan menggunakan mobil sekitar pukul 8 pagi.
Fun Travel Team :D

Hanya ada satu orang diantara kami yang mengetahui bagaimana arah dan kondisi jalan menuju kesana karena ia dulu pernah tinggal di Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak. Namun karena selama di perjalanan ia lebih fokus membaca Al-Quran, perjalanan kami kesana lebih mengandalkan Google maps yang ada di smartphone android saya. Saat itu kami mungkin begitu bangga menjadi generasi Y, yang meski belum pernah ke suatu tempat sekali pun tapi sangat pede dan berani untuk pergi kesana. Dari google maps diketahui bahwa perjalanan Serang-sungai Ciberang akan memakan waktu kurang lebih satu setengah jam.
Perjalanan lancar jaya sampai kami tiba di alun-alun Rangkasbitung. Dengan tetap berpedoman pada Google maps kami terus melanjutkan perjalanan menuju sungai Ciberang. Sedikit demi sedikit pemandangan berubah. Dari yang sebelumnya berupa rumah-rumah penduduk, kemudian sawah-sawah, lalu kami memasuki kawasan hutan daerah Lebak. Meski di sekitar jalan berupa tebing, hutan dan pegunungan namun jalan raya yang kami lalui sangat mulus, nyaris tidak ada bagian jalan yang rusak.
Video perjalanan kami :)

Beberapa kali kami harus berbalik arah karena terlewat dari belokan jalan yang menurut ‘mbah Google’ harusnya kami masuki. Hingga kami tiba di jalan kecil menurun yang cukup curam, hasil pedoman dari mbah Google juga. Agak was-was kami melaluinya. Sementara teman kami Tiara, yang lebih mengetahui jalan menuju sungai Ciberang mengaku bingung karena ia baru sadar jalan yang sedang kami ambil saat itu berbeda dari jalan yang biasa ia lalui.
Karena sudah terlanjur mengikuti petunjuk yang diberikan google maps, perjalanan pun tetap dijalanjutkan dengan mengikuti peta online itu. Sampai kami tiba di sebuah perkebunan kelapa sawit. Saya tidak menyangka bahwa di daerah Banten juga terdapat perkebunan sawit yang sangat luas. Jalan yang kami lalui di dalam perkebunan tidak bagus. Saat itu, teman kami yang bertugas menyetir mobil sampai memaki ‘keangkuhan’ kami yang lebih mempercayai google maps daripada bertanya langsung kepada penduduk setempat. Akibatnya kami harus melewati jalan yang rusak dan terjal di perkebunan sawit itu.
Beruntung saat itu ada seorang pengendara motor yang melintas, kami pun berusaha menghentikannya. Setelah pengendara itu berhenti, kami bertanya arah jalan menuju tempat wisata arung jeram Ciberang. Sungguh tak disangka, ternyata jalan menuju tempat wisata itu berlawanan arah dengan jalan yang ditunjukan di Google maps (dengan kata kunci ‘Ciberang’)!
Pengandara motor itu pun pergi setelah membantu kami menunjukan arah jalan menuju Ciberang.

“Sekarang ga usah pake peta Google lagi ya. Tanya-tanya sama orang-orang yang kita temuin di pinggir jalan aja”, kata Dimas yang bertugas menyetir mobil yang kami tumpangi dengan raut muka agak kesal. Maklum, medan di perkebunan sawit itu memang cukup berat apalagi bagi dia yang katanya baru beberapa bulan bisa menyetir mobil.
“Oke.. Maaf ya, Dim”, kata kami semua lirih.

Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan pedoman baru dari Bapak pengendara motor. Pertama kami harus keluar dari perkebunan sawit yang luas ini dengan mengikuti jalan yang sama dengan Bapak itu.  Kemudian setelah sampai di jalan raya, kami harus berbelok ke kanan. Seperti jalan raya yang kami lalui sebelum kebun sawit tadi, jalan raya setelah kebun juga bagus dan relatif lebih sepi, hanya ada satu-dua kendaraan yang melintas.
Kami memutuskan untuk tidak menggunakan Google maps lagi. Karena ‘kesalahan’ Tiara, sang juru arah jalan ke Ciberang yang selama perjalanan sebelumnya lebih fokus membaca al-Quran, kami kemudian ‘menghukumnya’ untuk bertanya kepada orang-orang yang kami temui di pinggir jalan mengenai arah tujuan kami.
Setelah empat jam lebih akhirnya kami tiba di tempat wisata arung jeram Ciberang. Perjalanan yang amat melalahkan tapi juga berkesan, karena kami hampir tersesat (hehehe). Dengan perjalanan ini kami jadi tahu, bahwa sehebat apa pun teknologi yang ada saat ini, peribahasa ‘(Orang yang) malu (dan malas) bertanya (pada orang. Pasti bakal ter-) sesat di jalan’ masih valid dan tetap berlaku. Apa lagi jika kita berada di daerah-daerah terpencil, yang selain belum semua akses jalannya terindeks oleh mesin pencari, juga karena di daerah seperti ini signal yang bisa kita dapatkan amat terbatas. Oleh karena itu, jika ingin bepergian ke daerah terpencil, jangan lagi malu (dan malas) untuk bertanya, karena jika mau bertanya, pasti nggak sesat di jalan!
Yuk biasakan diri untuk bertanya! :D

Saturday, January 16, 2016

Tourism Western Australia - Rayakan awal tahun dengan Berarung Jeram Ciberang

0 comments
Tourism Western Australia - Rayakan awal tahun dengan Berarung Jeram Ciberang: Tourism Western Australia -
Pada saat liburan Natal dan tahun baru 2016 lalu, saya beserta 16 orang rekan dari Fun Travel pergi ke daerah Lebak, Banten. Biasanya orang akan mengenal Lebak dan pergi ke daerah ini untuk mengunjungi masyarakat suku Baduy yang tinggal di kabupaten ini. Namun tujuan kami kemarin bukan itu, melainkan kami akan mencoba wahana alam yang terbilang masih baru dan belum banyak dikenal orang yakni arung jeram sungai Ciberang atau secara resmi bernama Banten Rafting Ciberang (BRC).
Kami ber-16 orang dibagi menjadi dua kelompok dan berangkat dengan mobil sedan dari kota Serang pukul 08 pagi. Perjalanan Serang-Lebak melalui Pandeglang relatif lancar dengan kondisi jalan yang mulus. Selama perjalanan setelah melalui pusat kota Rangkasbitung, kami menyaksikan bentangan alam berupa hutan dan pegunungan yang tampak hijau dan asri. Sungguh pemandangan yang amat menyejukan mata.
Kami sampai di kantor BRC sekitar pukul 11.30 siang. Sampai di kantor kami disambut dengan makan siang berupa nasi, ayam goreng, tempe goreng dan karedok, yakni semacam pecel dengan sayur-sayuran yang tidak dimasak. Pihak agen memberitahukan bahwa arung jeram untuk tim kami akan dimulai sekitar pukul 13.
Disela menunggu waktu dimulainya rung jeram, saya dan salah seorang teman menyempatkan diri berkeliling kantor BRC dan pinggir hulu sungai yang akan dijadikan starting point arung jeram Ciberang. Dari starting point bisa terlihat bebatuan di kali ini dengan berbagai ukuran, yang paling besar mungkin sebesar seekor gajah. Salah satu staf BRC yang sedang mengisi udara di perahu karet yang akan kami gunakan berujar batu yang ada di jeram selanjutnya malah ada yang ukurannya saangat besar, lebih besar dari saung yang ada di atas hulu sungai itu. Wow.
Setelah melaksanakan shalat dzuhur dan makan siang, kami bersiap untuk mengarungi jeram yang di sungai Ciberang ini. Pihak BRC memberikan dan membantu kami menggunakan berbagai atribut arung jeram berupa baju pelampung, helm dan dayung. Setelah semua peserta memakai atribut arung jeram, kami pun menuruni tangga untuk menuju hulu sungai.
Sampai di hulu sungai Ciberang yang merupakan starting point disini, kami diarahkan untuk naik ke boat. Kelompok kami diberikan dua boat, satu boat berisi 6 dan satu lagi berisi 7 orang. Ada tiga orang diantara kami yang memutuskan untuk tidak ikut karena dua orang harus menyetir saat pulang nanti (khawatir kelelahan jika mengikuti arung jeram) dan satu orang teman kami yang lain merasa belum siap mental untuk mengikuti arung jeram ini.
Setelah semua peserta arung jeram naik ke boat, dua orang instruktur dari BRC kemudian ikut naik di boat kami masing-masing dan memberikan penjelasan dan panduan mengenai bagaimana cara memegang dayung, hal yang dilakukan jika ada teman yang terjatuh, perahu terbalik, dan lain-lain, serta berbagai komando dalam berarung jeram.
Semua instruksi sepertinya sudah diberikan oleh pemandu, kesempatan bertanya lebih lanjut juga sudah diberikan. Tiba saatnya berdoa untuk keselamatan kami dalam arung jeram ini. Berdoa selesai. Usai berdoa kami melakukan tes dayung terlebih dahulu di starting point ini. Di starting point ini, ada satu spot yang tidak berbatu sehingga cukup aman untuk latihan mendayung.
Selesai latihan mendayung, sang pemandu pun memberikan komando “Maju!!” untuk memulai arung jeram ini.
Ini adalah pengalaman pertama saya berarung jeram. Rasanya sangat mengasyikan, terutama ketika melewati jeram berupa aliran air yang agak menurun, berbatu-batu dan berkelok-kelok. Juga senang, tegang dan amat menantang saat kami berusaha mencari ‘jalan’ yang paling aman dilalui diantara bebatuan serta arus di sungai itu sementara kami juga harus berusaha menyeimbangkan boat agar tidak ada awak yang tercebur ke sungai atau mengalami boat terbalik.
Saya membuktikan perkataan staf yang di starting point tadi, bahwa bebatuan di depan akan jauh lebih besar dari bebatuan yang ada di awal. Bebatuan di arus selanjutnya sangat besar. Saya baru pertama kali melihat batu sungai sebesar bahkan lebih besar dari saung. Rasaya ingin berhenti terlebih dahulu untuk berfoto di atasnya (tapi saya tahu itu alasan yang amat deniable). Selain menikmati ‘pemandangan’ bebatuan yang eksotis, panorama di sepanjang sisi kiri-kanan sungai berupa tebing, tanah berbatu, sawah warga dan hutan liar juga sangat cantik untuk diamati ketika boat sedang berjalan dengan tenang.
Kami tiba di finish line sekitar pukul 15 yang berarti perjalanan 10 km rafting di sungai Ciberang ini dapat kita tembuh dalam waktu kurang lebih dua jam. Tak pernah terpikirkan bahwa saya akan melakukan olahraga yang tergolong ekstrim ini di Banten, provinsi tempat tinggal saya sendiri. Banten Rafting Ciberang memang belum begitu dikenal dibandingkan lokasi arung jeram tetangganya yakni sungai Citarik di Sukabumi, Jawa Barat. Semoga potensi yang dimiliki sungai Ciberang dapat lebih dikembangkan kedepannya.
Tiba di garis finish kami disambut dengan welcome drink dan snack berupa kelapa muda dan pisang goreng yang masih hangat. Hari itu cuaca disana sedang hujan sehingga hampir di sepanjang sungai, di samping rafting kami juga kehujanan dan sering saling usil dengan melempar air dengan dayung ke teman-teman yang ada di boat yang lain. Sangat seruu!
Setelah rehat sejenak di tempat istirahat di finish line itu, kami melanjutkan perjalanan ke pemandian air panas Cipanas. Saat itu saya baru tahu bahwa ‘onsen’ Cipanas yang selama ini dikenal di Bogor ternyata masuk wilayah administratif Kabupaten Lebak. Wah! Ternyata objek wisata Lebak bukan hanya Baduy dan pantai Sawarna saja. Saya jadi penasaran ada tempat wisata yang belum populer apa lagi selain arung jeram Ciberang dan air panas Cipanas di kabupaten paling selatan di Banten ini.
Lokasi air panas Cipanas dengan finish line arung jeram Ciberang tidak begitu jauh, hanya butuh waktu sekitar 10 menit dengan menggunakan mobil. Saat kami tiba disana kondisinya sedang sangat ramai. Hampir seluruh pinggiran kolam telah terisi pengunjung. Beruntung saat itu ada beberapa pengunjung yang pergi sehingga meninggalkan space untuk kami yang juga ingin merendamkan kaki atau bahkan seluruh tubuh kami ke dalam air hangat disana.
Cssss.. ada sensasi aneh, seperti es batu yang dimasukan ke air panas. Maklum, kami sebelumnya kedinginan karena ‘bermain air’ selama arung jeram dan kehujanan serta keanginan dalam perjalanan ke Cipanas dengan mobil bak terbuka. Tapi lama-kelamaan sensasi aneh itu berubah menjadi rasa nyaman (dan juga ngantuk). Mungkin karena sifat air panas yang menenangkan. Setelah puas berendam di air panas kami pun kembali ke kantor BRC.
Pukul 14 kami sampai di kantor BRC. Sesampainya di kantor kami langsung pergi mandi lalu melaksanakan ibadah sholat ashar. Usai semua peserta siap kami pun bergegas untuk pulang kembali ke Serang. Saat di perjalanan kondisi badan agak lelah namun hati terasa puas dan senang. Semoga suatu hari diberi kesempatan untuk berarung jeram di lokasi lain yang lebih seru dan menantang!

Wednesday, January 6, 2016

Tempat Wisata Hokkaido, Jepang yang Wajib Masuk Itinerary List!

1 comments
Hokkaido adalah salah satu prefektur (kalau di Indonesia seperti provinsi) di Jepang. Hokkaido juga sekaligus nama pulau. Pulau Hokkaido adalah pulau terbesar ke dua di Jepang setelah pulau Honshu. Oya, Hokkaido juga merupakan prefektur terbesar di Jepang dan menjadi satu-satunya prefektur yang terbentuk atas 14 subprefektur.

Kalau lihat di peta/globe, pulau Hokkaido ini ada di wilayah ‘paling atas’ alias salah satu pulau paling utara di Jepang.
Hokkaido prefecture map. (https://awordfromjapan.files.wordpress.com/)

Sejak tadi siang saya mencari berbagai bacaan pariwisata Hokkaido di internet dan posting foto-foto di instagram dengan tag #sapporo, #hokkaido dan #japan. Ternyata sejak bulan November lalu (hingga awal bulan Maret nanti) di Jepang memang sedang musim salju.
Di prefektur ini kira-kira, tempat wisata serta jenis makanan apa ya yang wajib dikunjungi dan disantap?? Dikutip dari beberapa sumber, ini dia tempat wisata favorit di Hokkaido:
1. Sapporo
Yup! Sapporo adalah kota terbesar dan menjadi ibu kota dari Hokkaido. Kota ini bisa dikatakan sebagai kota paling favorit disana. Ada berbagai tempat dan festival yang tak boleh terlewatkan jika sedang berada di kota ini. Sebut saja Sapporo Yuki Matsuri alias Festival Salju Sapporo yang diadakan di Odori park yang menjadi jantung kota Sapporo.
- Odori Park
Odori park terletak di pusat Sapporo yang membagi kota ini menjadi dua bagian yaitu bagian utara dan bagian selatan. Taman ini terbentang sepanjang satu kilometer. Di bagian timur taman Odori terdapat Sapporo TV Tower yang memiliki tinggi 150 meter dan dalamnya ada bangku observasi yang dapat dinaiki hingga ketinggian 90 meter. Dari bangku di dalam Sapporo TV Tower itu kita bisa melihat pemandangan taman Odori dan Sapporo dari atas. Pada malam hari, menara TV Sapporo ini akan memancarkan cahaya dan menjadikannya terlihat amat cantik.
Nah, acara Sapporo Snow Festival (Sapporo Yuki Matsuri) yang saya sebutkan tadi biasa dilaksanakan pada awal bulan Februari di taman Odori ini. Festival yang dimulai sejak tahun 1950 ini adalah sebuah acara festival salju terbesar di Jepang yang memamerkan ukiran es dan salju dengan berbagai ukuran. Setiap tahunnya lebih dari 2 juta wisatawan lokal dan mancanegara datang untuk menyaksikan festival ini. Selain di Odori site, Sapporo Yuki Matsuri juga bisa diadakan di Susukino site dan Tsu Dome site.
Odori park at night. So gergous! (instagram.com/lemon12teeea)
Odori site dan Susukino site terletak di pusat kota dan saling berdekatan sementara Tsu Dome site berada di luar pusat kota. Odori site dan Susukino site bisa ditempuh dengan shuttle bus yang berangkat setiap 5-10 menit sekali dengan biaya 100 yen sekali jalan.

- Nijo Market
Hokkaido amat terkenal dengan hasil lautnya. Salah satu pasar yang paling terkenal dengan produk lokal dan produk seafood yang masih fresh adalah Nijo Market. Menjadi satu hal yang wajib deh untuk mencoba donburi yang masih sangat fresh disini. Selain itu, Hokkaido juga terkenal dengan kepitingnya dan yang paling terkenal adalah kepiting raja dengan ukurannya yang sangat besar. Wah! Bakalan kenyang banget ya makan satu porsi kepiting sebesar ini XD
King crab outlet in Nijo Fish Market. (http://www.welcome.city.sapporo.jp/)
- Former Hokkaido Government Office Building
Ini menurut saya amat menarik. Bagaimana tidak? Gedung pemerintahan dijadikan tempat pariwisata? Unik sekali bukan? Dari berbagai sumber yang saya baca dan foto di internet yang saya lihat, pemandangan bekas kantor pemerintahan Hokkaido ini indah sekali, di dalamnya terdapat berbagai macam benda-benda bersejarah yang dikoleksi oleh pemerintah Hokkaido. Sangat unik karena tentu saja didalamnya banyak sekali benda-benda antik serta taman dan gedung yang cantik.
Former Hokkaido Government Office Building during winter. (http://www.welcome.city.sapporo.jp/)
2. Otaru
- Otaru Canal
Otaru adalah kota pelabuhan kecil yang terletak di sebelah barat Hokkaido. Pada siang hari, kanal Otaru menjadi tempat yang amat menarik dimana para seniman menunjukan bakat dan karya seni mereka pada para wisatawan yang lewat. Pada musim dingin, salju yang menyelimuti kanal dan atap bangunan tua di pinggiran kanal ini memberikan kesan yang sangat eksotis! Pada malam hari lampu-lampu yang berwarna-warni bersinar membawa kesan romantis di sepanjang kanal.
Otaru merupakan tempat diselenggarakannya Otaru Snow Light Festival (Otaru Yuki Akari no Michi). Untuk dapat ke kanal Otaru kita hanya butuh 10 menit berjalan kaki atau dua menit dengan bus dari stasiun Otaru.
Otaru canal in a winter evening ^^ (http://trend2.all-about-japan.com/)
- Sakaimachi Street
Sakaimachi Street adalah jalan utama yang ada di Otaru yang merupakan kawasan preservasi yang memiliki banyak bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Di Sakaimachi street ada banyak merchant yang menjual berbagai produk mulai dari makanan hingga sovenir.
A couple passes Sakaimachi street. How sweet!:3 (http://image.shutterstock.com/)
3. Furano Flower Fields (Furano)
Furano adalah kota yang amat terkenal dengan ladang bunga yang super luas. Keindahan bunga yang tertata rapi dan terbentang luas bak permadani di Furano bisa dinikmati saat summer (musim panas) yang berlangsung sekitar bulan Mei-Agustus. Saat musim dingin tiba, ladang bunga disana akan tertutup salju dan kita bisa melakukan olahraga salju disana, seperti ski, snowboard, dan olah raga salju lainnya. Pasti seru sekali ya bermain di ladang salju Furano.
Is it flower rug or what?? I wish someday I could be there ^3^ (http://jpninfo.com)
4. Biei
Biei adalah sebuah kota kecil yang dikelilingi pemandangan yang indah berupa ladang, perbukitan serta danau dan air terjun: tempat yang sangat sempurna bagi pencinta alam (seperti saya, hehe..). Biei dekat dengan Furano yang terkenal dengan ladang lavender saat summer tiba.
- Blue pond
Blue pond adalah sebuah danau yang airnya berwarna biru muda. Sangat cantik dan eksotis! Sampai-sampai Blue pond ini dijadikan salah satu background desktop pada Mac OX. Sayangnya, saat musim dingin ini tiba Blue Pond akan membeku, meski begitu menurut saya ia tetap cantik dan menarik untuk dikunjungi.
Blue pond's be one of fifteen beautiful walpapers on Mac OS X. Proven its beautifulness! ^^ (http://vignette2.wikia.nocookie.net/)
- Blue Shirahige Waterfall
Nah, kalau pada musim salju Blue pond akan mengeras menjadi es, lain halnya dengan Blue Shirahige Waterfall ini yang tidak semua bagiannya membeku. Air terjun Blue Shirahige adalah sumber air bagi kolam Blue pond, sehingga kita masih bisa melihat eksotisme ‘air berwarna biru’ yang ada di blue pond dari sumbernya langsung alias dari Blue Shirahige Waterfall. Waktu yang dibutuhkan dari Blue Pond ke Blue Shirahige Waterfall hanya sekitar 20 menit dengan berjalan kaki.
Blue Shirahige Waterfall in winter. 'The blues' look so amazing! (http://coffeeteatravels.com/)
5. Noboribetsu
Noboribetsu adalah daerah resor onsen (semacam pemandian air panas) paling terkenal di Hokkaido. Diperlukan waktu sekitar satu jam dengan kereta dari Sapporo untuk menuju Noboribetsu Hot Spring Village dengan ongkos sekitar JPY 2,160 dalam sekali jalan. Pada saat baru datang, desa onsen ini akan menyambut kita dengan ‘patung setan’ yang disebut yukijin. Katanya, patung itu berguna untuk menjaga onsen disana. Biaya untuk masuk onsen sekitar JPY 1,500. Sebuah akhir trip yang menyenangkan di Hokkaido jika kita menyempatkan diri untuk mencoba onsen di Noboribetsu.
An onsen in Noboribetsu Hot Spring Village (jnto.go.jp)

- Hell Valley
‘Lembah neraka’ atau hell valey (Jigokudani) adalah suatu tempat yang menyemburkan uap panas yang mengandung sulfur. Kita bisa mencium bau belerang dari kejauhan. Menurut saya ini sangat unik dan menjadi tempat yang wajib dikunjungi setelah mencoba onsen di Noboribetsu Hot Spring Village.
'Hell valley' hears so fascinating! It's that pic in winter ^^ (http://www.hokkaido-sightseeing.com/)
Di atas saya sudah membahas sedikit makanan khas dari Hokkaido yang banyak diburu para wisatawan yaitu kepiting raja (king crab) yang ukurannya super besar. Tapi selain itu ada makanan lain yang menjadi makanan yang wajib dicoba selama di Hokkaido atau bahkan dijadikan oleh-oleh saat pulang ke Indonesia nanti, diantaranya:
- Seafood
Hokkaido memiliki laut yang kaya akan ikan dan kerang. Oleh karena itu, makanan laut segar seperti; kepiting, udang, landak laut, salmon dan kerang sangat terkenal di Hokkaido. Ada juga rumput laut dan seafood olahan. Cumi-cumi di Hakodate, landak laut di Shakotan dan Rishiri, smelts di Mukawa dan tiram di Akkeshi yang wajib untuk dicicipi satu per satu (jika dompet memungkinkan ya.. hehe)
Someone posted this sushi pic while in Otaru. Look so fresh and yummy :3 (instagram.com/hjinya)
- Shiroi Kaibito
Shiroi Koibito Chocolate Cookie adalah cemilan yang  populer dijadikan oleh-oleh khas dari Hokkaido, Jepang. Kue ini terdiri dari dua kue mentega tipis dan lapisan cokelat putih di tengahnya. Shiroi Koibito telah populer selama lebih dari 30 tahun.
Shiroi Koibito's pleasant gift to our beloved ones from Hokkaido for sure! :3 (instagram.com/kjennnnnie)
Wah! Menakjubkan sekali ya tempat-tempat dan makanan yang ada di Hokkado, Jepang. Semoga suatu hari nanti kita bisa mengunjungi tempat-tempat itu dan mencicipi langsung makanan khas Hokkaido disana ya..
Bagi teman-teman yang hendak berjalan-jalan baik sendiri, berpasangan, bersama keluarga maupun secara berkelompok (group tour), H.I.S. menyediakan layanan tour and travel dengan tujuan perjalanan domestik maupun internasional lho.. Selain itu H.I.S juga menyediakan berbagai produk seperti pembuatan Visa Jepang, tiket berbagai atraksi dan festival di Jepang yang berguna memudahkan kita berwisata di tempat yang akan kita kunjungi.
Selain itu, H.I.S. bekerja sama dengan ANA (All Nippon Airways) membuat satu proyek bernama HAnavi yang dirancang khusus untuk wisatawan asing yang hendak datang ke Jepang. HAnavi menyediakan paket tiket penerbangan domestik dan hotel dengan harga yang murah meriah khusus untuk kamu yang berangkat dari Tokyo atau dari Osaka.
Untuk mengetahui berbagai promo dan informasi menarik seputar Jepang, teman-teman bisa like dan ikuti fanspage  HIS Travel Indonesia di Facebook

Yuk, mari kita liburan ke Jepang yang seru dan menyenangkan dengan HAnavi ^^/

Sunday, January 3, 2016

Ingin mendapat penghasilan jutaan tanpa meninggalkan pekerjaan?? Begini caranya..

0 comments
Ingin mendapat penghasilan jutaan tanpa meninggalkan pekerjaan?? Begini caranya..
Begini caranya..

Saat ini teknologi informasi berkembang dengan amat cepat. Banyak hal yang dulunya harus kita lakukan dalam waktu berjam-jam dan mengeluarkan lebih banyak waktu dan tenaga kini dapat dengan mudah dan cepat kita lakukan hanya dalam genggaman kita. Perkembangan teknologi ini seharusnya dapat membuat kita menjadi lebih produktif, menghasilkan sesuatu yang dapat dijadikan sumber penghasilan sehingga keberadaan teknologi yang hadir saat ini tidak hanya membuat kita mengeluarkan uang tapi juga mendapatkan uang.

Ada banyak peluang usaha yang ada di era teknologi informasi ini. Salah satunya adalah yang akan saya coba jelaskan di bawah ini.

image: gsmnation.com

Bisnis ini adalah bisnis yang amat mudah dilakukan siapa saja dan dimana saja asalkan memiliki koneksi internet. Jika pun kita tidak ingin ‘membisniskannya’, setidaknya bisnis ini dapat kita konsumsi untuk diri kita sendiri karena bisnis ini adalah bisnis yang hampir semua orang butuhkan.

Apa anda butuh tiket pesawat? Tiket kereta? Atau mungkin tiket dufan?
Apa anda butuh reservasi hotel? Bus travel? Antar/jemput bandara? Atau mungkin anda butuh umroh?
Apa anda butuh pulsa? Token PLN? Voucher game?
Apa setiap bulan anda melakukan pembayaran BPJS Kesehatan? PLN? Telkom? PDAM? Internet? TV kabel? Leasing finance?

Sebenarnya bisa saja pembayaran atau pembelian di atas dilakukan di aplikasi mobile banking atau melalui aplikasi khusus untuk pembayaran/pembelian itu. Namun jika melalui aplikasi itu, apa yang kita dapatkan? Yang kita dapat hanya pelunasan pembayaran dan jasa (service) yang sudah kita bayar/beli saja. Itu pun biasanya dengan harga yang pas, misalnya membeli pulsa via m-banking Rp 100.000 maka yang kita bayarkan adalah dengan nominal pas Rp 100.000. Hal itu berbeda jika kita membelinya via bisnis yang saya tawarkan ini.

Dengan satu deposit, bisnis ini dapat mencakup seluruh pembayaran dan pembelian yang saya sebutkan di atas. Setiap transaksi yang kita lakukan akan mendapatkan komisi atau mendapat harga bayar/beli yang lebih rendah daripada di aplikasi atau melalui media pembayaran yang lain. Misalkan kita membeli pulsa Telkomsel Rp100.000 maka yang terpotong dari saldo deposit kita hanya Rp97.600, lebih rendah Rp2.600 bukan?

Itu baru contoh pulsa, belum pembayaran dan pembelian lain yang nominalnya lebih besar. Sekali lagi, meskipun tidak ‘dibisniskan’, bisnis ini tetap dapat memberikan keuntungan berupa penghematan yang cukup signifikan. Dan akan lebih menguntungkan lagi jika anda juga membisniskannya.

Jika anda melakukan bisnis ini, selain mendapat penghematan, ada dua keuntungan tambahan lain yang lebih besar dan terus-menerus (sustain). Seperti yang saya katakan di atas, bisnis ini dapat dijalankan siapa saja, mulai dari mahasiswa sampai karyawan dan dimana saja, dari Sabang sampai Merauke selama memiliki koneksi internet.
Tertarik untuk bergabung dan tahu lebih jauh mengenai bisnis ini?
Hubungi kami di:

Email/Hangouts: sm.citmay[@]gmail[.]com
Whatsapp:
+62 812-1994-8895 (Mae)
+62 838-1387-4104 (Desy)
+62 896-9907-0008 (Maya)
+62 812-9727-9857 (Tiara)
Bbm: 5abc7cd5 (Rosi)