Thursday, January 2, 2014

My First Online Shop Experience


Nama saya Siti Maesaroh, saya seorang mahasiswi semester 3 di suatu perguruan tinggi negeri di Banten. Saya sangat senang berbelanja online, entah itu baju, gadget sampai peralatan rumah tangga untuk mama di rumah saya sering membelinya secara online.
Pic source : ummuabdillahblog.blogspot.com
Pengalaman pertama saya membeli barang online yakni pada awal tahun 2013, saat itu saya ingin membeli hape baru karena hape lama saya hilang. Pada awalnya saya ingin membeli secara langsung di salah satu toko yang ada di kawasan Pasar Lama/Royal di kota Serang, namun karena saya tipikal orang yang agak pemalu, saya hanya melihat-lihat hape yang ada di etalase took-toko tersebut dan hanya sesekali menanyakan berapa harganya. Saat itu saya ditemani seorang teman dekat saya yang orangnya sama-sama agak pemalu seperti saya.
Nah, karena saya sangat hobby menjelajahi dunia maya (browsing), salah satu teman saya yang lain menyarankan mengapa tidak membeli hape secara online saja? Sejenak saya berfikir, lalu berujar bahwa saya takut terjadi penipuan, jangankan yang online, yang offline saja kadang masih saja ada oknum yang menginginkan keuntungan secara sepihak dengan melakukan penipuan.
Tapi di kemudian harinya saya malah iseng mencari-cari info hape yang saya inginkan di mesin pencarian. Ah ketemu! Saya sangat senang sekali waktu itu. Lalu saya coba mengunjungi website yang tertera di halaman pertama pencarian tersebut. Saya lihat spesifikasi dan review dari hape yang saya inginkan. Hmm, saya pikir lumayan juga..tapi bayang-bayang penipuan masih ada di benak saya, saya kemudian mencari “ciri-ciri onine shop penipuan”  lalu munculah artikel terkait yang salah satunya menyatakan bahwa salah satu ciri online shop penipuan yakni mereka biasanya tidak mau menyebutkan no. rekening bank yang mereka gunakan sebelum sang pembeli dengan pasti akan mentransfer uang untuk membeli produknya.
Saya kembali melihat website tempat hape yang saya inginkan berada, ternyata disana dicantumkan! Fuih..saya benar-benar lega kala itu. Oke, kala itu saya percaya untuk membeli hape dari website tersebut. Saya mentransfer sejumlah uang yang diminta via ATM dan langsung meminta no. resi pengiriman agar bisa saya cek secara real time. Pihak penjual mengatakan karena saya membeli sore hari, maka pengecekan pengiriman produk saya bisa dilakukan mulai besok pagi karena pemrosesan packing, dll baru dilakukan pada malam di hari tersebut.
Hari selanjutnya…
Jujur di hari ke dua saya agak was-was khawatir saya mengalami penipuan. Maklumlah, ini pertama kalinya saya membeli barang secara online, total harga barang tersebut bisa dikatakan cukup mahal untuk ukuran saya yang hanya seorang mahasiswi yang masih mengandalkan uang kiriman dari orang tua untuk keperluan sehari-hari. Di hari tersebut saya melakukan pengecekan di website yang digunakan sebagai jasa pengiriman. Saya memasukan no. resi, diperintahkan memasukan kode captcha yang ditampilkan lalu setelah loading..melihat tracking barang pesanan saya : on process. Sabar! Kata saya dalam hati.
Di pagi hari ke tiga, sebelum berangkat kuliah saya mengecek kembali, masih dalam status yang sama. Hmm, sepertinya saya agak tidak sabar nih..atau mungkin saya terlalu khawatir. Dari artikel tentang ciri-ciri online shop penipuan di internet, terdapat alamat email dan no. telepon polisi untuk melaporkan tindak penipuan online shop, saya sempat copy alamat email dan no. telepon tersebut, untuk jaga-jaga khawatir jika saya benar-benar tertipu maka saya akan segera melaporkannya ke pihak kepolisian.
Siang harinya di sela dua mata kuliah, saya kembali mengeceknya dan saya dikejutkan dengan status terbaru hape saya : received by Maesaroh. Hah?? Saya pikir apa-apaan ini?? Saya jelas-jelas belum menerimanya mengapa di tracking delivery berstatus received?? Saya langsung mencari no. telepon jasa kurir tersebut cabang Serang, ada empat kontak yang muncul, namun yang benar-benar bernama “Serang” hanya ada dua. Saya coba hubungi satu-persatu.
No. telepon yang pertama tidak aktif! Huh, rasanya sebal dan jengkel sekali kala itu. No. telepon yang kedua (sebenarnya ini jasa kurir cabang Cilegon-Serang) aktif namun yang pertama kali saya dengar bunyi mesin telepon. Barulah setelah dua menit saya bisa berbicara langsung dengan customer service saya langsung menanyakan perihal delivery report yang ada di website yang sangat tidak sesuai dengan fakta yang ada. CS tersebut meminta maaf atas ketidaknyamanan yang saya alami, meminta no. resi pengiriman untuk barang kiriman saya dan berjanji akan menghubungi saya secepatnya.
Menjelang sore saya mendapat telepon dari jasa kurir tersebut. Ternyata memang terdapat kesalahan bahwa hape saya sebenarnya sudah sampai di Serang dan masih dalam perjalanan ke tempat tinggal saya namun sudah terinput received di website, hal ini—kata customer service—adalah kesalahan kurir yang mengantar ke tempat saya yang menyatakan barangnya sudah diterima, padahal dia sendiri masih dalam perjalanan untuk mengantarkannya.
Sore sekitar pukul 15.00 WIB saya menerima hape saya dengan selamat dan sesuai pesanan. Saya sangat bersyukur dan setelah itu saya jadi ketagihan membeli barang via online. Hal ini karena prosesnya yang lebih praktis dan efisien. Kita tidak perlu lagi mendatangi seller, yang kita butuhkan hanya gadget yang terhubung internet, kita bisa membelinya kapan pun dan dimana pun, memesan lalu membayarnya maka barang yang kita pesan pun akan sampai ke rumah. Tapi yang pasti, kita harus selalu waspada terhadap segala bentuk penipuan yang berkedok online shop. Selamat berbelanja! :D





-o0o-

Siti Maesaroh, mahasiswi jurusan akuntansi angkatan 2012 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Lahir di kota Serang, 3 April 1994. Dapat mengenyam pendidikan S1 berkat beasiswa bidikmisi. Dengan bahasa yang sesuka dia, ia senang menulis diary online (blog). Tertarik dengan dunia desain, bahasa dan penulisan..sedang berjuang menjadi seorang debater. Aamiin.

0 comments:

Post a Comment