Saturday, January 25, 2014

Mari Mendidik Anak dengan Akhlak

“Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”
Sebuah pepatah diatas mungkin sudah terdengar tak asing bagi kita. Pepatah yang berarti kita, sebagai orang tua, pendidik dan orang yang lebih tua untuk anak-anak disekitar kita, didedikasikan untuk mendidik, harus dapat memberikan teladan yang baik bagi anak-anak dan orang-orang yang lebih muda di sekitar kita. Hal-hal yang kita lakukan akan dijadikan contoh dan cerminan bagi anak-anak dalam melakukan hal yang sama.
Akhalakul karimah (sifat-sifat yang baik) dapat kita contoh dari manusia no. 1 di dunia ini, Muhammad saw. Begitu baiknya sifat-sifat dalam diri beliau, hingga Allah swt menyebutnya dalam Quran Surat Al-Ahzab ayat 21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Kita harus dapat dijadikan teladan yang baik bagi anak-anak di sekitar kita. Peran kita sebagai pendidik, kita harus dapat membagi waktu, jangan sampai kesibukan kita di luar menyebabkan kita mengesampingkan anak-anak dan keluarga yang berada di rumah.
pict source : mizanmag.com
Sikap sehari-hari kita adalah cerminan atas segala akhlak yang kita miliki. Anak-anak sering mencontoh setiap apa yang kita lakukan. Sebagai contoh, jika seorang guru merokok ketika mengajar, bukan tidak mungkin murid-murid yang dikelasnya mengikuti hal yang sama di tempat yang berbeda. Ketika kita selesai shalat maghrib lalu menonton tv, anak-anak akan mengikutinya. Begitu pun jika kita selesai shalat lalu mengaji, anak-anak akan mengikuti apa yang kita lakukan. Sebagai pendidik, kita harus dapat memberikan teladan yang baik demi terjaganya generasi bangsa yang islami, yang memiliki akhlakul karimah.
Adapun hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan dalam mendidik anak-anak dengan akhlak adalah dengan memulai semua hal positif pada diri kita sendiri, hal-hal lain yang dapat kita lakukan diantaranya:
-          Jujur dan Percaya Diri (PD)
Seperti kata pepatah yang mengatakan “Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana pun”. Hal tersebut benar adanya. Hal kecil yang dapat kita contohkan dalam hal kejujuran dan percaya diri ini adalah dengan menerapkannya dalam ujian. Anak-anak harus dididik untuk tidak mencontek. Tanamkan sugesti bahwa mencontek=membohongi diri sendiri=tidak bersikap jujur atas diri sendiri dan tidak PD atas kemampuan diri.
Sikap PD juga dapat kita tumbuhkan dengan cara mendengarkan setiap cerita yang anak-anak sering ceritakan kepada kita setelah ia bermain dan melakukan akivitas lain. Hal ini selain membuat anak merasa dihargai karena kita telah mau mendengarkan ceritanya, juga dapat melatih rasa kepercayaan diri anak-anak dan melatihnya menceritakan kembali (retell) hal-hal yang telah dialaminya sehingga kosa kata dan kecakapan bicara yang dimiliki anak-anak dapat meningkat.
-          Bijak dan Sabar
Mendidik anak yang kurang penurut memang agak merepotkan. Salah-salah kita bisa terbawa emosi dan melakukan tindakan yang tidak seharusnya. Anak-anak yang hiperaktif seperti ini harusnya ditangani dengan bijak. Hal yang biasa saya lakukan jika adik saya sedang seperti itu, saya akan menggendongnya, lalu mengajaknya berbicara, saya tanyakan apa yang ia inginkan. Hal apa yang membuat dia bertindak kurang baik.
Akan tetapi, sabar disini tidak berarti lembek. Kita juga harus dapat bersikap tegas terhadap kesalahan yang diperbuat oleh anak-anak didik kita.
Penanaman sikap-sikap di atas amat penting terutama melihat kondisi masyarakat negara kita yang sedang compang-camping karena sugesti oleh berbagai media yang tidak bertanggung-jawab. Selain itu, mulailah berintrospeksi diri kita sendiri ketika ‘menyalahkan’ anak-anak yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Barangkali sikap mereka yang demikian mencontoh kita—sebagai orang tua yang harusnya membimbing dan memberi teladan kepada mereka. Mari bersama-sama, mulai memperbaiki akhlak kita J

0 comments:

Post a Comment