Friday, May 30, 2014

Ayo Bersama Sebarkan Manfaat KB Demi Kesejahteraan Kita Semua


Pernah menonton film “L : Change the World”? Jika belum, saya merekomendasikan film buatan Jepang ini sebagai salah satu referensi tontonan Anda. Film tersebut menceritakan bagaimana beberapa ilmuwan ingin menjaga ekosistem bumi dengan cara mengurangi populasi manusia—yang saat itu dianggap sudah sangat berlebihan. Adapun cara yang ditempuh para ilmuan tersebut yakni dengan membuat suatu virus ganas yang mematikan, menyebar dengan sangat cepat melalui udara, membuat kulit orang yang terserangnya berbercak-bercak merah, terasa panas, gatal dan mengeluarkan darah dan nanah. Para oknum ilmuwan tersebut ingin hanya manusia-manusia yang “bermanfaat” sajalah yang berhak hidup di bumi, sehingga akan menjadikan ekosistem bumi tempat kita hidup ini kembali stabil, pikir mereka.
Jika melihat kondisi kekinian di bumi kita, memang tidak disangkal bahwa pertumbuhan penduduk bumi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Padahal dalam laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali terdapat banyak dampak yang dapat ditimbulkan, terutama jika sudah tak terkendali, mulai dari dampak sosial, ekonomi, budaya hingga keseimbangan alam dan kelestarian makhluk hidup lain.
Jumlah penduduk bumi saat ini diperkirakan mencapai tujuh koma dua miliar jiwa. Indonesia sendiri merupakan negara dengan total penduduk terbesar ke empat di dunia setelah negara China, India dan Amerika. Total penduduk yang bertambah tentu akan menyebabkan dampak terhadap keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam. Menurut situs berita The Economist, jika populasi penduduk tumbuh sebesar 1 juta jiwa saja, setidaknya dibutuhkan tambahan 100 juta ton beras untuk konsumsi. Tentu, kebutuhan manusia tidak hanya beras sebagai pangan namun juga memerlukan hal yang lain seperti pakaian dan tempat tinggal.
source : The Economist
Membahas kependudukan di Indonesia tidak akan terlepas dari pola pikir (mind set) dari kebanyakan orang Indonesia. Diantara sekian banyak alasan, salah satunya yakni masih mengakarkuatnya suatu paham bahwa “banyak anak banyak rezeki” terutama oleh masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan. Padahal, paham seperti ini sudah harus ditinggalkan : harus kita anggap ketinggalan zaman. Pemerintah dengan bantuan media harus mengubahnya dengan paham “banyak anak banyak masalah”.
Tingginya angka penduduk dan kelahiran penduduk akan menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran dan kemiskinan pada suatu wilayah. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih menggalakan pentingnya mengikuti Keluarga Berencana (KB) dan Generasi Berencana (GenRe) dalam penyelesaian masalah tersebut. Upaya ini tidak hanya memberi penyuluhan agar masyarakat cukup memiliki dua orang anak dengan ber-KB, namun juga memberikan penyuluhan tentang KB itu sendiri, seperti apa saja alat kontrasepsi yang dapat digunakan, bagaimana cara menggunakannya, manfaat dan tujuan yang diharapkan dalam penggunaannya dan hal-hal lain yang terkait, sehingga masyarakat dapat lebih paham dan ikut serta secara aktif dalam mensukseskan program pemerintah ini.

Sebagai masyarakat yang sudah mengerti pentingnya ber-KB, kita juga harus secara bersama-sama memberikan pengertian kepada masyarakat awam, seperti dengan memiliki dua orang anak saja, sang Ayah dapat menyisihkan penghasilan yang diperolehnya untuk pendidikan anaknya di masa yang akan datang. Dengan hanya memiliki dua orang anak saja, sang Ibu juga dapat tampak lebih awet muda, karena hanya melahirkan dua kali dan degan memiliki dua orang anak saja, pembiayaan anak pun dapat lebih mudah dan murah.
Keluarga Berencana
Kelaurga Terencana :)
Sosialisasi mengenai pentingnya ber-KB juga dapat dilakukan oleh para mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan seperti pada saat mereka melakukan pengabdian pada masyarakat yang diantaranya yakni pada acara Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM). Para mahasiswa yang katanya, agent of change harus benar-benar menjadi agen/perantara kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Sosialisasi dapat dilakukan di berbagai media, baik secara langsung dengan cara memberikan penyuluhan maupun dengan cara online, seperti melalui media sosial. Hal ini dikarenakan media memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan sugesti dan membentuk paradigma yang postif bagi program KB.
Dengan semakin tinggi angka ber-KB masyarakat, maka akan semakin sejahtera masyarakat tersebut. Kita berharap bahwa dengan pemilihan presiden kali ini akan terpilih sosok presiden yang benar-benar peduli masalah kependudukan di negeri kita karena pembangunan infrastruktur yang dicanangkan saja faktanya tidak selalu memberikan dampak bagi kesejahterakan masyarakat, namun pembangunan kependudukan dan KB sudah pasti memberikan dampak positif bagi kesejahterakan masyarakat.
Mengubah mind set suatu masyarakat mengenai dapat dilakukan dengan memberi sugesti melalui berbagai media yang biasa dijumpai oleh masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari, seperti televisi dan internet. Memang membutuhkan waktu yang panjang, namun jika dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan tantu akan membentuk suatu stigma baru bagi masyarakat ke arah yang diharapkan.

Tentunya dengan pelaksanaan upaya-upaya di atas secara nyata, kita tidak perlu lagi mengikuti film "L : Change the World" dengan membantai manusia tak berdosa hanya untuk menjaga ekosistem keseimbangan alam. Dengan pensuksesan program Keluarga berencana (KB) dan Generasi Berencana (Genre) yang dicanangkan pemerintah dengan kerja sama yang baik dengan mahasiswa dalam pelaksanaannya tentu akan berdampak baik bagi keberlangsungan kehidupan manusia di bumi Indonesia.

0 comments:

Post a Comment