Wednesday, May 21, 2014

INI AKSI (DAN ANALISA)-KU, MANA AKSI-MU?

Hello semua! Wah di bulan April lalu tak terasa sudah genap 20 tahun saya hidup di bumi ini. Ada begitu banyak kebaikan alam yang sudah diberikan Tuhan untuk diri saya. Mulai dari air, udara, tanah, api dan hal lainnya. Hehe sudah seperti elemen kekuatan pada serial Avatar, The Legend of Aang saja ya :D Tapi ya begitulah. Tuhan begitu baik, untuk semua kenikmatan yang telah Ia berikan saja, kita tidak perlu membayarnya. Semuanya, apabila kita melestarikan alam dengan sebaik-baiknya, niscaya akan memberi kenikmatan kembali untuk diri kita.


Saya sangat bersyukur memiliki orang tua yang telah menanamkan rasa cinta lingkungan kepada saya dan adik-adik saya sejak kecil. Terutama Mama, beliau sangat senang berkebun. Halaman depan dan belakang rumah kami ditanami banyak tanaman yang bermanfaat. Untuk di pekarangan depan rumah, selain menanam bunga Mama juga menanam cabe rawit. Tanaman cabe rawit ini jadi pagar tanaman di depan rumah sederhana kami sehingga tampak segar dan asri. Oleh Papa, di bagian samping kanan rumah juga ditanami dua pohon mangga cangkokan. Sedangkan di bagian belakang, Mama menanam banyak tanaman rempah-rempah seperti lengkuas, sereh, kunyit dan jahe. Selain itu, kadang Mama juga menanam pohon ubi jalar, singkong dan talas. Selain sebagai konsumsi sendiri, tanaman rempah-rempah yang Mama tanam biasanya akan dipanen dan dijual pada saat menjelang Hari Raya oleh Papa, sedangkan tanaman ubi-ubian biasanya akan Mama olah sebagai camilan.

Oya, beberapa hari yang lalu saya dan adik saya membantu Papa menanam tanaman kacang tanah di sepetak tanah milik Kakek di belakang rumah, tanaman ini kata Papa insya Allah dapat dipanen di bulan Ramadhan nanti. Menjelang Lebaran, biasanya Mama saya akan membuat beberapa macam kue tradisional yang menggunakan kacang tanah sebagai salah satu bahan bakunya, seperti kue gipang, kue rempeyek dan kue biji ketapang. Jadi kata Papa, kita nanti tidak perlu membeli kacang tanah dari pasar lagi alias bisa berswasembada kacang tanah! Hehe :))

Well, di atas itu tindakan Papa dan Mama saya dalam aksi Go Green. Namun, selama dua puluh tahun usia saya ini, apa sajakah hal yang saya sendiri lakukan dalam menjaga kelestarian bumi??

Pertama, setiap ke kampus saya lebih memilih berjalan kaki untuk sampai di tempat pemberhentian bis, lalu naik bis untuk sampai disana. Pergi ke tempat-tempat tertentu yang tidak begitu jauh ( < 5 KM), juga dengan senang hati saya tempuh dengan berjalan kaki. Saya selalu berfikir, saya ‘kan masih muda..untuk berjalan kaki sedekat itu sih saya masih bisa dan kuat menempuhnya. Mungkin terkesan sepele ya, tapi jika seperempat saja masyarakat Indonesia mau berjalan kaki dan menggunakan transportasi publik. Bayangkan! Betapa akan berkurangnya emisi karbon yang keluar. Oya, penggunaan energi fosil di negara kita masih cukup tinggi ditambah penggunanya yang dari hari ke hari semakin bertambah. Padahal, energi fosil ini membutuhkan waktu berjuta-juta tahun untuk dapat terbentuk dan pada suatu hari nanti pasti akan habis. Jadi sudah seharusnya pemerintah menekan angka penjualan penggunaan kendaraan bermotor, dukung renewable energy dan ciptakan transportasi publik yang murah dan nyaman sehingga masyarakat mau untuk dapat move on dari kendaraan pribadi ke kendaran umum.

Kedua, saya selalu mematikan lampu ketika siang hari dan ketika tidur. Jadi, selain dapat menghemat pembiayaan listrik, ternyata aksi ini juga dapat menghemat cadangan energi pembangkit listrik kita yang juga kebanyakan digerakan oleh energi fosil, jadi dapat digunakan  di masa yang akan datang. Selain mematikan lampu, hal lain yang dapat dengan mudah kita semua lakukan untuk menghemat listrik adalah mencabut kabel perangkat elektronik yang biasanya menempel terus-menerus di stop kontak apabila kita sudah selesai menggunakannya. Hal ini karena biarpun colokan tersebut terkesan tidak digunakan namun masih mengambil daya listrik sehingga menyebabkan energi listrik terbuang percuma.

Saya sering sekali menjumpai hal tersebut di kosan teman-teman dan bahkan di rumah saudara saya ketika berkunjung. Saya selalu miris melihatnya. Saya sering kali berfikir, ini bukan lagi “Kamu sanggup gak nanti bayar listriknya?” tapi “Kamu nanti bisa menjamin gak anak cucu kamu nanti kebagian listrik??”. Jadi, mulai sekarang ayo sama-sama kita berhemat listrik!

Dilihat dari perspektif ekonomi makro (karena saya mahasiswi ekonomi, hehe..), berhemat listrik, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor berarti membantu pemerintah dalam meminimalisasi realisasi atas anggaran subsidi BBM dan subsidi listrik kita. Sudah tahu ‘kan? Kalau BBM dan listrik yang kita gunakan untuk kehidupan sehari-hari itu disubsidi? Dari mana asal uang subsidi itu?

Kalau bukan dari pendapatan pemerintah (yang notabene didapat dari pajak) tentu dari hasil hutang luar negeri, privatisasi asset negara atau penerbitan surat obligasi negara. Kalau dari pajak sih mending, setidaknya kita bisa berasumsi “Itu berarti kan listrik kita disubsidi pakai uang kita sendiri”. Tapi, coba sadar dan buka mata kepala dan hati kita baik-baik. Pendapatan negara mayoritas (90% lebih) memang dari pajak. Namun itu tidak berarti apa-apa jika anggaran belanja negara begitu besar, lebih besar dari pendapatan yang diperoleh. Hal ini berarti APBN mengalami defisit, negara kita harus menomboki kekurangan atas anggaran belanja yang diantaranya untuk subsidi BBM dan listrik ini dengan hutang luar negeri misalnya. Jadi, kita beli BBM dan bayar listrik disubsidi dari hutang dan..gaji para pegawai negeri sipil kita itu pakai hutang juga.

Nah, jika realisasi penggunaan anggaran subsidi listrik dan BBM kita dapat ditekan dalam jumlah besar (karena kita sudah beralih menggunakan transportasi publik dan berhemat listrik), bukankah akan ada "sisa anggaran yang dapat digunakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat dan lebih mensejahterakan rakyat? Sebut saja misalnya memberi beasiswa para siswa miskin untuk dapat bersekolah, memberi jaminan kesehatan kepada masyarakat, membangun jalan dan jembatan demi menopang laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, dll. Ada begitu banyak hal yang dapat kita lakukan jika saja kita mau tidak malas dan mau untuk peduli.

Mungkin kita berfikir, sebegitu signifikan ‘kah kepedulian kita dengan berhemat listrik dan menggunakan transportasi publik terhadap perekonomian negeri ini? Tentu saja ini akan sangat berpengaruh singnifikan. Tidak hanya perekenomian Indonesia, tapi juga terhadap kelestarian bumi. Apalagi jika kita melakukannya bersama-sama dalam jumlah banyak dan berkesinambungan. Renungi, syukuri dan jaga segala kenikmatan yang diberikan-Nya.

Ini aksiku, mana aksimu? :D

0 comments:

Post a Comment